PTK PKN, UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KLIPING

Written By Unknown on Friday, October 12, 2012 | 1:49 AM

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KLIPING
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
    Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya, oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
    Apabila  proses  belajar  itu  diselenggarakan  secara  formal  di  sekolahsekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri peserta  didik  secara  terencana,  baik  dalam  aspek  pengetahuan,  keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh  lingkungannya,  antara  lain  murid,  guru,  petugas  perpustakaan,  kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, majalah, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (perekam pita audio dan video, rekaman vidio atau audio,  radio,  televisi, komputer, perpustakaan, laboraturium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).
    Perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  semakin  mendorong upaya  pembaharuan  dalam  pemanfaatan  hasil-hasil  teknologi  dalam  proses belajar.  Para  guru  dituntut  agar  mampu  menggunakan  alat-alat  yang  dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai  dengan  perkembangan  dan  tuntutan  zaman.  Guru  sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia.
    Didalam mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik terdapat mata  pelajaran  Pendidikan  Kewarganegaraan.  Pendidikan  Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang sumber keilmuwannya berasal dari ilmu politik, ilmu hukum, dan ilmu kenegaraan yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Oleh karena itu Pendidikan Kewarganegaraan perlu diterapkan dengan baik kepada para peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Hal ini diungkapkan oleh Numan Somantri (2001 : 166) yang mengartikan PKn sebagai berikut  :  “Usaha sadar yang dilakukan secara ilmiah dan psikologis untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik agar terjadi internalisasi moral Pancasila dan pengetahuan kewarganegaraan untuk melandasi tujuan pendidikan nasional, yang diwujudkan dalam integritas pribadi dan prilaku sehari-hari”.
    Dalam upaya pembelajaran siswanya, guru tidak hanya memiliki persiapan pengetahuan  dan  keterampilan  saja,  tetapi  guru  pun  dituntut  untuk  memiliki multiperan sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang afektif
    Peranan Kliping Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran Pkn  : Studi Deskriptif Analitis Penggunaan Kliping di SMPN 5 Bangbang Kelas VII-1 dan  inovatif,  agar  dapat  mengajar  efektif.  Guru  harus  dapat  meningkatkan kesempatan  belajar  bagi  peserta  didik (kuantitas)  dan  meningkatkan  mutu (kualitas)  mengajarnya.  Kesempatan  belajar  peserta  didik  dapat  ditingkatkan dengan cara melibatkan peserta didik secara aktif dalam belajar. Maka dari itu guru harus dapat mengawali dan mengakhiri mengajar tepat pada waktunya, oleh karena itu dalam meningkatkan kualitas dalam belajar hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran dan sekaligus mampu pula melakukan dalam bentuk interaksi belajar mengajar.
    Dengan  begitu  bagi  dirinya  sendiri  pun  seorang  guru  apabila  sudah merasakan terciptanya suatu keberhasilan dengan meningkatnya prestasi belajar peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, guru pun akan merasa bangga bahkan akan menimbulkan rasa kepuasan tersendiri dan rasa percaya diri serta semangat yang tinggi dalam mengajar. Hal ini berarti secara tidak  langsung  telah  menunjukkan  sebagian  sikap  guru  prefosional  yang dibutuhkan  pada  era  globalisasi  dengan  berbagai  kemajuannya,  khusunya kemajuan   ilmu   pengetahuan   dan   teknologi   yang   berpengaruh   terhadap pendidikan.
    Guru  sebagai  sumber  ilmu,  kehadiran  pengguna  media  serta  metode mengajar yang diterapkan dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang cukup penting bagi keberhasilan pendidikan bagi para peserta didik. Keberhasilan pendidikan  dengan  adanya  komponen  penggunaan  metode  mengajar  dan medianya yang saling mempengaruhi tersebut tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan saja, melainkan memperoleh juga keterampilan serta sikap. Menurut Rohani dan Ahmad (1991 : 98) menyatakan bahwa untuk komponen pengajaran itu meliputi tujuan, bahan, siswa, guru, metode, media dan evaluasi. Maka media merupakan bagian yang cukup penting dalam proses belajar mengajar.
    Kegiatan  menggunakan  media  pembelajaran  yang  tepat  dalam  proses belajar mengajar bukan pekerjaan yang mudah karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan terutama yaitu tujuan pembelajaran yang terpenting. Selain itu dapat membantu memperjelas bahan  yang disampaikan dengan menggunakan media sebagai perantara.   Kerumitan bahan yang akan disampaikan pada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang  kurang  guru  ucapkan  melalui  kata-kata  atau  kalimat  tertentu.  Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Dengan demikan peserta didik lebih mudah mencerna daripada tanpa bantuan media.
    Walaupun  begitu,  penggunaan  media  sebagai  alat  bantu  tidak  bisa sembarangan  menurut   kehendak   guru,  tetapi  harus  memperhatikan  dan mempertimbangkan  tujuan.  Media  yang  dapat  menunjang  tercapainya  tujuan pengajaran tentu lebih  diperhatikan. Kompetensi  guru sendiri  patut  dijadikan perhitungan. Apakah mampu atau tidak untuk mempergunakan media tersebut. Jika tidak, maka jangan mempergunakannya, sebab hal itu akan sia-sia. Malahan bisa mengacaukan jalannya proses belajar mengajar.
    Dewasa   ini   guru   PKn   masih   sering   menggunakan   satu   media pembelajaran. Jarang sekali guru menggunakan media pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga dapat membantu guru mempermudah menyampaikan materi pembelajaran.  Permasalahan  yang  sering  timbul  dalam  menggunakan  media pembelajaran yang tepat dan benar, yaitu guru sering terjebak dengan keterbatasan fasilitas  dan  dana  yang  tersedia,  sehingga  kegiatan  belajar  mengajar  kurang optimal. Padahal keterbatasan dana dan fasilitas yang tersedia tidak seharusnya menjadi alasan bagi guru untuk tidak menggunakan media pengajaran secara tepat dan benar. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Djahiri (1996 : 32) yang menyatakan bahwa :
    Penggunaan media tidak selamanya berkaitan dengan dana dan fasilitas yang dimiliki guru atau sekolah, sebab melalui kreatifitas guru, disamping membuat atau merekayasa sendiri juga bisa memanfaatkan potensi yang ada pada dunia siswa dan atau lingkungan belajar sekitarnya.
    Media  pembelajaran  dapat  mempertinggi  proses  belajar  peserta  didik dalam pembelajaran yang pada gilirannya dapat meningkatkan belajar yang lebih menarik,  bergairah,  meningkatkan  kreatifitas  peserta  didik  dan  meningkatkan prestasi  belajar  yang hendak dicapai.  Selain itu dengan menggunakan  media pembelajaran dapat membantu guru menggunakan metode mengajar yang lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru  (ceramah), sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar setiap jam pelajaran.
    Masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran PKn di persekolahan saat ini adalah menyangkut kurangnya kegairahan atau motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Hal ini disebabkan guru kurang mampu memilih dan mengunakan media pembelajaran yang efektif dan memotivafi siswa untuk ikut berproses dalam pembelajaran. Dalam hal ini dimana guru terkesan terburu-buru tanpa  melihat  keadaan  siswa  dalam  berlangsungnya  kegiatan  pembelajaran, asalkan materi sudah dapat tersampaikan kepada siswa sesuai dari isi dan tujuan pembelajaran.
    Seperti  penulis  ketahui,  pada  dasarnya  setiap  pribadi  peserta  didik memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam setiap proses pembelajaran. Motivasi diri  peserta  didik (motivasi  instrinsik)  mempunyai  peran  yang  sama  dengan motivasi ektrinsik yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari baik itu di lingkungan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah harus memberikan motivasi belajar peserta didik, karena perilaku guru sangat mempengaruhi dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
    Mengingat pentingnya pengaruh penggunaan media dalam meningkatkan pemahaman  serta  meningkatkan  motivasi  belajar  peserta  didik  terhadap pembelajaran  PKn,  ada  beberapa  alasan  mengapa  penulis  tertarik  untuk melakukan penelitian ini adalah melihat kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa  pembelajaran  yang  tidak  menggunakan  media  pembelajaran  ternyata kurang menarik sehingga dapat menyebabkan pemahaman siswa dalam menerima materi yang diberikan oleh guru tidak dimengerti oleh peserta didik.
    Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul ” UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KLIPING’’.

B.    Rumusan Masalah
    Agar  penelitian  ini  memperoleh  sasaran  yang  sesuai  dengan  yang diharapkan, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut. Bagaimanakah peranan kliping sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn?
    Dari rumusan tersebut dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.    Bagaimanakah   pelaksanaan   pembelajaran   pendidikan   kewarganegaraan dengan menggunakan media kliping?
2.    Apa    manfaat    pembelajaran    pendidikan    kewarganegaraan    dengan menggunakan media kliping dalam pembelajaran PKn?
3.    Bagaimana pemahaman  siswa terhadap materi  PKn dengan menggunakan media kliping?
4.    Kendala  apa  saja  yang  dihadapi  oleh  guru  dalam  mengembangkan pembelajaran PKn dengan menggunakan media kliping untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn?
5.    Bagaimana upaya guru untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran PKn dengan menggunakan media kliping untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn?
C.    Tujuan Penelitian
    Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara aktual dan faktual mengenai peranan kliping sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn.
Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1.    Menganalisis pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan media kliping.
2.    Mendeskripsikan manfaat pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan media kliping siswa dalam pembelajaran PKn.
3.    Mendeskripsikan   pemahaman   siswa   terhadap   materi   PKn   dengan menggunakan media kliping.
4.    Mendeskripsikan kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengembangkan pembelajaran PKn dengan menggunakan media kliping untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn.
5.    Mendeskripsikan upaya guru untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses  pembelajaran  PKn  dengan  menggunakan  media  kliping  untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran.

D.    Manfaat Penelitian
    Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam  menjawab  masalah  yang  dihadapi  di  sekolah  dalam  mengajar  mata pelajaran  Pendidikan  Kewarganegaraan.  Oleh  sebab  itu  penulis  secara  rinci mengemukakan manfaat penelitian ini:
1.    Secara teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan  yang  dapat  digunakan  untuk  mengembangkan  mata  pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di persekolahan, terutama dalam penggunaan media pembelajaran kliping.
2.    Secara Praktis
    Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan seperti :
a.    Bagi  guru,  memberikan  masukan  kepadanya  dalam  upaya  memperluas wawasan dan intelektual peserta didik melalui pembelajaran PKn, diharapkan dapat dijadikan sebagai solusi alternatif untuk meningkatkan keterampilan mengajar atau profesionalisme guru terutama dalam membentuk peserta didik yang berfikir kritis dan memiliki motivasi yang tinggi.
b.    Bagi peserta didik, memberikan pengalaman belajar tentang kenyataan atau realitas sosial dalam masyarakat, sehingga dengan pengalaman belajar ini peserta didik diharapkan mampu berfikir kritis dan yang lebih utama yaitu peserta didik memiliki motivasi yang lebih dalam proses pembelajaran.
c.    Sekolah,  untuk  masukan  sebagai  bahan  pertimbangan  bagi  peningkatan kualitas pembelajaran PKn dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMPN 5 Bangbang.
d.    Peneliti, memperluas wawasan khususnya tentang peranan kliping sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran PKn.
e.    Jurusan  PKn  memberikan  tambahan  referensi  pembelajaran  PKn  dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

E.    Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi salah penafsiran dan untuk memperoleh kesatuan arti dan  pengertian  dari  judul  penelitian  ini,  perlu  kiranya  penulis  memberikan penjelasan  mengenai  istilah-istilah  yang  digunakan.  Dalam  penelitian  ini digunakan beberapa istilah sebagai berikut :
1.    Media Pembelajaran
    Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’,  atau ’pengantar’.  Dalam  bahasa  Arab,  media  adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gerlach dan Ely (1971) yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2002:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam  proses  belajar  mengajar  cenderung  diartikan  sebagai  alat-alat  grafis, photografis,  atau  elektronis  untuk  menangkap,  memproses,  dan  menyusun kembali informasi visual atau verbal.
    Batasan  lain  telah  pula  dikemukakan  oleh  para  ahli  yang  sebagian diantaranya  sebagai  berikut  ini.  AECT (Association  of  Education  and Communication Technology,  1977) yang dikutip oleh Azhar Arsyad  (2002:3) memberi  batasan  tentang  media  sebagai  segala  bentuk  dan  saluran  yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampai  atau  pengantar,  media  yang  sering  diganti  dengan  kata  mediator menurut Fleming (1987 : 234) yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2002:3) adalah penyebab  atau  alat  yang  turut  campur  tangan  dalam  dua  pihak  dan mendamaikannya.
    Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu  peserta  didik  dan  isi  pelajaran.  Di  samping  itu,  mediator  dapat  pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut  media.  Ringkasnya,  media  adalah  alat  yang  menyampaikan  atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
    Heinich,  dan  kawan-kawan (1982)  yang  dikutip  oleh  Azhar  Arsyad (2002:4)  mengemukakan  istilah  medium  sebagai  perantara  yang  mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televise, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan  instruksional  atau  mengandung  maksud-maksud  pengajaran  maka media itu disebut media pembelajaran.
2.    Kliping
Kliping  merupakan  kegiatan  pengguntingan  atau  pemotongan  bagian- bagian surat kabar maupun majalah, kemudian disusun dengan sistem tertentu dalam berbagai bidang. (http: www.pengertian kliping [4 april 2011].
3.    Pemahaman
Pemahaman adalah mengerti, sependapat, sekeyakinan, mengerti benar, dan  pandai. (kamus  bahasa  Indonesia  :  280).  Adapun  pendapatan  lain  yang mengartikan  pemahaman  adalah  mengerti  benar  tentang  sesuatu.
4.    Pendidikan Kewarganegaraan
Nu’man  Somantri (2001:299)  yang  dikutip  dari  buku  Pendidikan Kewarganegaraan (2008:3) mendefinisikan Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orangtua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih peserta didik berfikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokrasi dalam mempersiapkan hidup demokrasi yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

F.    Pendekatan, Metode, dan Teknik Penelitian
1.    Pendekatan Penelitian
        Pendekatan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  pendekatan kualitatif.  Hal  ini  disebabkan  oleh  fokus  permasalahan  yang  akan  diteliti memerlukan pengamatan dan penelitian secara mendalam. Nasution (1996 : 5) mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai berikut :
        Pada  hakekatnya  ialah  mengamati  orang  dalam  lingkungan  hidupnya, berinteraksi  dengan  mereka,  berusaha  memahami  bahasa  dan  tafsiran mereka  tentang  dunia  sekitarnya.  Dengan  demikian  salah  satu  sifat pendekatan kualitatif adalah sangat deskriptif, artinya dalam penelitian ini diusahakan  mengumpulkan  data-data  deskriptif  yang  banyak  dan dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian, penelitian ini juga tidak menggunakan  angka-angka  dan  statistik,  walau  tidak  menolak  data kuantitatif.
        Sesuai dengan tujuan penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui tentang peranan kliping sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran PKn. Maka dari itu untuk menunjang pencapaian tujuan tersebut, pendekatan yang dinilai relevan dan cocok digunakan dalam penelitian  ini  adalah  penelitian  kualitatif,  dimana  dalam  pendekatan  yang digunakan  tergantung  masalah  dan  jenis  data  yang  akan  dikumpulkan,  yang berusaha mengungkapkan data secara mendalam dengan dibantu oleh beberapa teknik pengumpulan data.
2.    Metode Penelitian
    Penelitian ini  menggunakan metode  deskriptif  analitis  yaitu penelitian yang didasarkan pada pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta dan kenyataan- kenyataan yang ada pada saat sekarang dan memusatkan pada masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nazir (1998 : 63) yang menyatakan bahwa :
    Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.
    Dengan  menggunakan  metode  penelitian  deskriptif  ini,  maka  akan mempermudah  penulis  untuk  mengamati  dan  meneliti  tentang  objek  dalam penelitian ini, yakni guru dan siswa. Data yang dikumpulkan adalah berupa katakata, gambar, dan bukan angka-angka.
3.    Teknik Penelitian
    Teknik  penelitian  yang  digunakan  adalah  observasi,  wawancara,  studi literatur dan studi dokumentasi. Penjelasan dari beberapa teknik tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
a.    Observasi, yaitu pengamatan secara langsung peneliti kepada objek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung. Observasi ini dilakukan di SMPN 5 Bangbang kelas VII-1.
b.    Wawancara,  menurut    Moleong  (2005  :  186)  adalah  percakapan  dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer), yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara  (interviewe) yang  memberikan  jawaban  atas  pertanyaan  itu.  Wawancara  ini  ditujukan kepada guru serta peserta didik di SMPN 5 Bangbang kelas VII-1 dengan jumlah satu guru PKn yaitu guru PKn kelas satu.
c.    Studi literatur, yaitu mempelajari buku-buku sumber untuk mendapat data atau informasi teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
d.    Studi  dokumentasi,  yaitu  pengumpulan  data  dengan  menghimpun  dan menganalisis  dokumen-dokumen,  baik  dokumen  tertulis,  gambar,  maupun elektronik.

G.    Lokasi dan Subjek Penelitian
1.    Lokasi penelitian
        Menurut Nasution (1996), lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat diobservasi. Yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SMPN 5 Bangbang. Penetapan  lokasi  dalam  penelitian  ini  didasarkan  atas  pertimbangan  bahwa motivasi serta pemahaman dalam kegiatan belajar peserta didik kurang begitu baik, sehingga berdasarkan masalah diatas penulis mengambil penelitian di SMPN 5 Bangbang.
2.    Subjek Penelitian
    Subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposif dan bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu (Nasution, 1996 : 32). Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah :
a.    Guru mata pelajaran PKn di kelas VII SMPN 5 Bangbang. Hal ini didasarkan bahwa guru adalah sebagai pihak yang dapat memberikan informasi berkenaan dengan  penggunaan  media  pembelajaran  kliping  dalam  upaya  untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran PKn.
b.    Peserta  didik  kelas  VII-1  SMPN 5 Bangbang,  hal  ini  didasarkan pertimbangan bahwa dalam setiap proses pembelajaran melibatkan peserta didik.

Anda sedang membaca artikel tentang PTK PKN, UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KLIPING dan anda bisa menemukan artikel PTK PKN, UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KLIPING ini dengan url http://ptk-guru.blogspot.com/2012/10/ptk-pkn-upaya-peningkatan-pemahaman.html, silahkan anda sebar luaskannya atau copy paste jika artikel PTK PKN, UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KLIPING ini bermanfaat bagi anda dan teman-teman, mohon sertakan link PTK PKN, UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KLIPING sebagai sumbernya.
Posted by: Daryono sarjana sastra Daryono sarjana sastra, Updated at: 1:49 AM

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih