UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KLIPING
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya, oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolahsekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, antara lain murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, majalah, dan yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (perekam pita audio dan video, rekaman vidio atau audio, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboraturium, pusat sumber belajar, dan lain-lain).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia.
Didalam mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik terdapat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang sumber keilmuwannya berasal dari ilmu politik, ilmu hukum, dan ilmu kenegaraan yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Oleh karena itu Pendidikan Kewarganegaraan perlu diterapkan dengan baik kepada para peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Hal ini diungkapkan oleh Numan Somantri (2001 : 166) yang mengartikan PKn sebagai berikut : “Usaha sadar yang dilakukan secara ilmiah dan psikologis untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik agar terjadi internalisasi moral Pancasila dan pengetahuan kewarganegaraan untuk melandasi tujuan pendidikan nasional, yang diwujudkan dalam integritas pribadi dan prilaku sehari-hari”.
Dalam upaya pembelajaran siswanya, guru tidak hanya memiliki persiapan pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi guru pun dituntut untuk memiliki multiperan sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang afektif
Peranan Kliping Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran Pkn : Studi Deskriptif Analitis Penggunaan Kliping di SMPN 5 Bangbang Kelas VII-1 dan inovatif, agar dapat mengajar efektif. Guru harus dapat meningkatkan kesempatan belajar bagi peserta didik (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan peserta didik secara aktif dalam belajar. Maka dari itu guru harus dapat mengawali dan mengakhiri mengajar tepat pada waktunya, oleh karena itu dalam meningkatkan kualitas dalam belajar hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran dan sekaligus mampu pula melakukan dalam bentuk interaksi belajar mengajar.
Dengan begitu bagi dirinya sendiri pun seorang guru apabila sudah merasakan terciptanya suatu keberhasilan dengan meningkatnya prestasi belajar peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, guru pun akan merasa bangga bahkan akan menimbulkan rasa kepuasan tersendiri dan rasa percaya diri serta semangat yang tinggi dalam mengajar. Hal ini berarti secara tidak langsung telah menunjukkan sebagian sikap guru prefosional yang dibutuhkan pada era globalisasi dengan berbagai kemajuannya, khusunya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpengaruh terhadap pendidikan.
Guru sebagai sumber ilmu, kehadiran pengguna media serta metode mengajar yang diterapkan dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang cukup penting bagi keberhasilan pendidikan bagi para peserta didik. Keberhasilan pendidikan dengan adanya komponen penggunaan metode mengajar dan medianya yang saling mempengaruhi tersebut tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan saja, melainkan memperoleh juga keterampilan serta sikap. Menurut Rohani dan Ahmad (1991 : 98) menyatakan bahwa untuk komponen pengajaran itu meliputi tujuan, bahan, siswa, guru, metode, media dan evaluasi. Maka media merupakan bagian yang cukup penting dalam proses belajar mengajar.
Kegiatan menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar bukan pekerjaan yang mudah karena banyak faktor yang harus dipertimbangkan terutama yaitu tujuan pembelajaran yang terpenting. Selain itu dapat membantu memperjelas bahan yang disampaikan dengan menggunakan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan pada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Dengan demikan peserta didik lebih mudah mencerna daripada tanpa bantuan media.
Walaupun begitu, penggunaan media sebagai alat bantu tidak bisa sembarangan menurut kehendak guru, tetapi harus memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan. Media yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran tentu lebih diperhatikan. Kompetensi guru sendiri patut dijadikan perhitungan. Apakah mampu atau tidak untuk mempergunakan media tersebut. Jika tidak, maka jangan mempergunakannya, sebab hal itu akan sia-sia. Malahan bisa mengacaukan jalannya proses belajar mengajar.
Dewasa ini guru PKn masih sering menggunakan satu media pembelajaran. Jarang sekali guru menggunakan media pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga dapat membantu guru mempermudah menyampaikan materi pembelajaran. Permasalahan yang sering timbul dalam menggunakan media pembelajaran yang tepat dan benar, yaitu guru sering terjebak dengan keterbatasan fasilitas dan dana yang tersedia, sehingga kegiatan belajar mengajar kurang optimal. Padahal keterbatasan dana dan fasilitas yang tersedia tidak seharusnya menjadi alasan bagi guru untuk tidak menggunakan media pengajaran secara tepat dan benar. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Djahiri (1996 : 32) yang menyatakan bahwa :
Penggunaan media tidak selamanya berkaitan dengan dana dan fasilitas yang dimiliki guru atau sekolah, sebab melalui kreatifitas guru, disamping membuat atau merekayasa sendiri juga bisa memanfaatkan potensi yang ada pada dunia siswa dan atau lingkungan belajar sekitarnya.
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar peserta didik dalam pembelajaran yang pada gilirannya dapat meningkatkan belajar yang lebih menarik, bergairah, meningkatkan kreatifitas peserta didik dan meningkatkan prestasi belajar yang hendak dicapai. Selain itu dengan menggunakan media pembelajaran dapat membantu guru menggunakan metode mengajar yang lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru (ceramah), sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar setiap jam pelajaran.
Masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran PKn di persekolahan saat ini adalah menyangkut kurangnya kegairahan atau motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Hal ini disebabkan guru kurang mampu memilih dan mengunakan media pembelajaran yang efektif dan memotivafi siswa untuk ikut berproses dalam pembelajaran. Dalam hal ini dimana guru terkesan terburu-buru tanpa melihat keadaan siswa dalam berlangsungnya kegiatan pembelajaran, asalkan materi sudah dapat tersampaikan kepada siswa sesuai dari isi dan tujuan pembelajaran.
Seperti penulis ketahui, pada dasarnya setiap pribadi peserta didik memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam setiap proses pembelajaran. Motivasi diri peserta didik (motivasi instrinsik) mempunyai peran yang sama dengan motivasi ektrinsik yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari baik itu di lingkungan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah harus memberikan motivasi belajar peserta didik, karena perilaku guru sangat mempengaruhi dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Mengingat pentingnya pengaruh penggunaan media dalam meningkatkan pemahaman serta meningkatkan motivasi belajar peserta didik terhadap pembelajaran PKn, ada beberapa alasan mengapa penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini adalah melihat kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran yang tidak menggunakan media pembelajaran ternyata kurang menarik sehingga dapat menyebabkan pemahaman siswa dalam menerima materi yang diberikan oleh guru tidak dimengerti oleh peserta didik.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul ” UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN KLIPING’’.
B. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini memperoleh sasaran yang sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut. Bagaimanakah peranan kliping sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn?
Dari rumusan tersebut dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan media kliping?
2. Apa manfaat pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan media kliping dalam pembelajaran PKn?
3. Bagaimana pemahaman siswa terhadap materi PKn dengan menggunakan media kliping?
4. Kendala apa saja yang dihadapi oleh guru dalam mengembangkan pembelajaran PKn dengan menggunakan media kliping untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn?
5. Bagaimana upaya guru untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran PKn dengan menggunakan media kliping untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara aktual dan faktual mengenai peranan kliping sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn.
Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan media kliping.
2. Mendeskripsikan manfaat pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan media kliping siswa dalam pembelajaran PKn.
3. Mendeskripsikan pemahaman siswa terhadap materi PKn dengan menggunakan media kliping.
4. Mendeskripsikan kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengembangkan pembelajaran PKn dengan menggunakan media kliping untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn.
5. Mendeskripsikan upaya guru untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran PKn dengan menggunakan media kliping untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran.
D. Manfaat Penelitian
Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam menjawab masalah yang dihadapi di sekolah dalam mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Oleh sebab itu penulis secara rinci mengemukakan manfaat penelitian ini:
1. Secara teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di persekolahan, terutama dalam penggunaan media pembelajaran kliping.
2. Secara Praktis
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan seperti :
a. Bagi guru, memberikan masukan kepadanya dalam upaya memperluas wawasan dan intelektual peserta didik melalui pembelajaran PKn, diharapkan dapat dijadikan sebagai solusi alternatif untuk meningkatkan keterampilan mengajar atau profesionalisme guru terutama dalam membentuk peserta didik yang berfikir kritis dan memiliki motivasi yang tinggi.
b. Bagi peserta didik, memberikan pengalaman belajar tentang kenyataan atau realitas sosial dalam masyarakat, sehingga dengan pengalaman belajar ini peserta didik diharapkan mampu berfikir kritis dan yang lebih utama yaitu peserta didik memiliki motivasi yang lebih dalam proses pembelajaran.
c. Sekolah, untuk masukan sebagai bahan pertimbangan bagi peningkatan kualitas pembelajaran PKn dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMPN 5 Bangbang.
d. Peneliti, memperluas wawasan khususnya tentang peranan kliping sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran PKn.
e. Jurusan PKn memberikan tambahan referensi pembelajaran PKn dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
E. Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi salah penafsiran dan untuk memperoleh kesatuan arti dan pengertian dari judul penelitian ini, perlu kiranya penulis memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah sebagai berikut :
1. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti ’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gerlach dan Ely (1971) yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2002:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diantaranya sebagai berikut ini. AECT (Association of Education and Communication Technology, 1977) yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2002:3) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (1987 : 234) yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2002:3) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.
Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu peserta didik dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Heinich, dan kawan-kawan (1982) yang dikutip oleh Azhar Arsyad (2002:4) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televise, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
2. Kliping
Kliping merupakan kegiatan pengguntingan atau pemotongan bagian- bagian surat kabar maupun majalah, kemudian disusun dengan sistem tertentu dalam berbagai bidang. (http: www.pengertian kliping [4 april 2011].
3. Pemahaman
Pemahaman adalah mengerti, sependapat, sekeyakinan, mengerti benar, dan pandai. (kamus bahasa Indonesia : 280). Adapun pendapatan lain yang mengartikan pemahaman adalah mengerti benar tentang sesuatu.
4. Pendidikan Kewarganegaraan
Nu’man Somantri (2001:299) yang dikutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan (2008:3) mendefinisikan Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orangtua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih peserta didik berfikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokrasi dalam mempersiapkan hidup demokrasi yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
F. Pendekatan, Metode, dan Teknik Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Hal ini disebabkan oleh fokus permasalahan yang akan diteliti memerlukan pengamatan dan penelitian secara mendalam. Nasution (1996 : 5) mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai berikut :
Pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Dengan demikian salah satu sifat pendekatan kualitatif adalah sangat deskriptif, artinya dalam penelitian ini diusahakan mengumpulkan data-data deskriptif yang banyak dan dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian, penelitian ini juga tidak menggunakan angka-angka dan statistik, walau tidak menolak data kuantitatif.
Sesuai dengan tujuan penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui tentang peranan kliping sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran PKn. Maka dari itu untuk menunjang pencapaian tujuan tersebut, pendekatan yang dinilai relevan dan cocok digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dimana dalam pendekatan yang digunakan tergantung masalah dan jenis data yang akan dikumpulkan, yang berusaha mengungkapkan data secara mendalam dengan dibantu oleh beberapa teknik pengumpulan data.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis yaitu penelitian yang didasarkan pada pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta dan kenyataan- kenyataan yang ada pada saat sekarang dan memusatkan pada masalah aktual yang terjadi pada saat penelitian dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nazir (1998 : 63) yang menyatakan bahwa :
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.
Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif ini, maka akan mempermudah penulis untuk mengamati dan meneliti tentang objek dalam penelitian ini, yakni guru dan siswa. Data yang dikumpulkan adalah berupa katakata, gambar, dan bukan angka-angka.
3. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi. Penjelasan dari beberapa teknik tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
a. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung peneliti kepada objek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung. Observasi ini dilakukan di SMPN 5 Bangbang kelas VII-1.
b. Wawancara, menurut Moleong (2005 : 186) adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer), yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara ini ditujukan kepada guru serta peserta didik di SMPN 5 Bangbang kelas VII-1 dengan jumlah satu guru PKn yaitu guru PKn kelas satu.
c. Studi literatur, yaitu mempelajari buku-buku sumber untuk mendapat data atau informasi teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
d. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.
G. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Menurut Nasution (1996), lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat diobservasi. Yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SMPN 5 Bangbang. Penetapan lokasi dalam penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa motivasi serta pemahaman dalam kegiatan belajar peserta didik kurang begitu baik, sehingga berdasarkan masalah diatas penulis mengambil penelitian di SMPN 5 Bangbang.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposif dan bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu (Nasution, 1996 : 32). Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah :
a. Guru mata pelajaran PKn di kelas VII SMPN 5 Bangbang. Hal ini didasarkan bahwa guru adalah sebagai pihak yang dapat memberikan informasi berkenaan dengan penggunaan media pembelajaran kliping dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran PKn.
b. Peserta didik kelas VII-1 SMPN 5 Bangbang, hal ini didasarkan pertimbangan bahwa dalam setiap proses pembelajaran melibatkan peserta didik.
1:49 AM | 0
komentar | Selengkapnya